Rabu, 30 Maret 2011

Ilmu Bumi dan Astronomi

Agama Islam telah melahirkan banyak ilmu pengetahuan. Semuanya bersumber dari Alquran dan Hadis Nabi Muhammad SAW. Para intelektual dan cendekiawan Muslim senantiasa menggali ilmu pengetahuan dalam Islam. Hasilnya, sungguh mengagumkan. Berbagai karya mereka hingga kini telah dirasakan manfaatnya oleh seluruh umat manusia di dunia ini.Dan hasil karya mereka itu, sebagaimana dikutip dalam Ensiklopedi Ternate Dunia Islam, bukan hanya melalui buku-buku, tetapi bukti ilmiah dengan ragam karya yang menakjubkan. Mulai dari ilmu bumi, matematika, fisika, kimia, astronomi, tata surya, kedokteran, pertanian, hingga pertambangan.

Ilmu Bumi

Ilmuwan-ilmuwan Muslim tradisional sangat memerhatikan bumi dan segala isinya. Dalam tradisi Islam, ilmu bumi tak dapat dipisahkan dengan ilmu langit atau astronomi. Sementara dalam dunia modern, khazanah ilmu tentang bumi terpecah menjadi beberapa disiplin ilmu, yaitu geografi, geologi, dan geofisika meteorologi.Ahli ilmu bumi pertama dalam sejarah Islam adalah Hisyam al-Kalibi, yang termasyhur pada awal abad ke-9. Ahli ilmu bumi lainnya, di antaranya Muhammad bin Musa al-Khawarizmi yang membuat peta globe (dunia) pertama.Pada abad yang sama, seorang filsuf besar Islam, al-Kindi, mengarang sebuah buku berjudul, Keterangan tentang Bagian Bumi yang Berpenghuni, dan al-Yaqubi yang menulis Buku tentang Negeri-negeri yang terkenal karena studi topografisnya.Nama lainnya adalah Al-Biruni dengan karyanya, al-Atar al-Baqiyah fi Qanun al-Khaliyah, yang membahas tentang sejarah dan geografi zaman dahulu. Kemudian, Ibnu Sina dengan karyanya, Asy-Syifa, yang membahas tentang terbentuknya batu-batuan, gunung, gempa bumi, dan gunung berapi, serta fosil-fosil hewan laut yang ada di daratan yang jauh dari pantai.
Pada abad ke-12, seorang ahli geografi terkenal, al-ldrisi, menyusun sebuah risalah geografi yang diberi judul, Kitab Nazhah al-Muslak fi Ikhtira al-Falak (Tempat Orang yang Rindu Menembus Cakrawala).Selanjutnya, muncul Ibnu Galib di Granada, Spanyol (Andalusia), yang menulis geografi dan sejarah Spanyol. Lalu, ada Qutubuddin asy-Syirazi (1236-1311) dan Yaqut ar-Rumi (1179-1229) yang menulis peta Laut Putih (Laut Tengah) dan Mujam al-Buldan (Ensiklopedi Negeri-negeri).

Ilmu Astronomi

Sementara di bidang astronomi, peradaban Islam telah melahirkan sejumlah ilmuwan, seperti al-Kindi yang menulis sejumlah buku astronomi. Di antaranya adalah Risalah fi Masail SuHa anha min Ahwal al-Makasib (Jawaban Persoalan tentang Planet-planet) dan Risalah Fi Jawab Masail Tabiiyyah fi Kaifiyyat Nujumiyyah (Jawaban tentang Persoalan Fisika dan Perihal Bintang bintang).Adalah Abu Hassan at-Tamimi menerjemahkan karya besar astronomi Persia pra-lslam Zij-i Syahi atau Zij-i Syariyari (Tabel Raja), yang kemudian diberi komentar oleh Abu Masyar (dikenal di Eropa sebagai Albumasar).
Kemudian, Muhammad al-Fazari adalah astronom resmi pertama Dinasti Abbasiyah yang mengoreksi tabel yang ada berdasarkan teks astronomi India Siddhanta yang ditulis oleh Brahmagupta. Kitab ini merupakan rujukan utama hingga masa Khalifah al-Mamun. Ia juga mengarang beberapa syair astronomis dan dikenal sebagai pembuat astrolab pertama di kalangan Muslim.Sementara Muhammad bin Musa al-Khawarizmi, seorang astronom sekaligus matematikawan, menyusun tabel astronomi Zij as-Sindin (Tabel India) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Adelard dari Bath dan sangat populer di Eropa pada abad pertengahan.Astronom lainnya, Habasyi al-Hasib al-Marwazi, telah melakukan observasi sejak usia lima belas tahun. Al-Fargani (Alfraganus) sekitar tahun 860 M menulis Kitab Usul al-Falak (Prinsip-prinsip Astronomi) dan Jawami Hm an-Nujum wa Usul al-Harakah as-Samawiyyah (Penjelasan Lengkap tentang Bintang dan Prinsip-prinsip Gerakan Langit).Selanjutnya, Al-Biruni juga dikenal sebagai seorang astronom. Ia menulis buku al-Qanun al-Masudi fi al-Haiah wa an-Nujum (Hukum Masudi tentang Aspek Kelangitan dan Bintang-bintang). Ia berhasil menghitung garis bujur beberapa kota berdasarkan pengamatan gerhana. Al-Biruni juga menemukan tujuh cara yang berbeda untuk menemukan arah utara dan selatan, dan menemukan teknik matematis untuk menentukan dengan tepat awal musim-musim.nidia ed sya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar